Heboh Penemuan Hewan Aneh di Sulsel, Dikaitkan Pertanda Kiamat


KARTUVIPQQ - Media sosial kembali diramaikan oleh video penemuan hewan berbentuk aneh. Dalam video, hewan ini tampak seperti ular, tapi berkaki empat.

Penampakan hewan ini sontak memunculkan pertanyaan, apakah dia ular, kadal, atau hewan lain?

Salah satu yang menyebarkan video hewan ini adalah akun Instagram @makassar_iinfo.

Akun instagram itu juga menambahkan caption yang cukup mengundang penasaran.


Dabbah Hewan Pertanda Kiamat
Disebutkan bahwa hewan yang ditemukan di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan itu merupakan hewan Dabbah, yang tak lain adalah hewan pertanda datangnya kiamat.

"Hewan Dabbah ditemukan malam tadi di Kab Sidrap SulSel... ternyata dalam Islam sudah ada penjelasannya mengenai hewan ini...Apakah tanda hari kiamat sudah mulai dekat ???" Tulis @makassar_iinfo dalam captionnya.



Ular Kadal
Seletah diselidiki, hewan itu dikenal dengan nama ilmiah Lygosoma quadripes, atau yang biasa disebut sebagai kadal ular.

Kadal ular ini adalah jenis kadal kecil bertubuh mirip ular yang habitatnya menyebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Meksi namanya kadal ular, tetapi hewan ini tidak berbisa dan tidak berbahaya, biasanya dia hidup di bawah tanah dan daerah basah.

Kalau diperhatikan hewan ini memiliki bentuk yang memang mirip seperti gabungan antara ular dan kadal. Mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa ia disebut sebagai ular kadal.

Lalu bagaimana dengan Dabbah?

Dabbah Adalah
Tidak ada yang tahu pasti kapan terjadinya Kiamat, namun Allah SWT sudah menjelaskan tentang tanda-tandanya.

Salah satunya yakni akan ada binatang aneh melata yang muncul dari dalam perut bumi dan mampu berbicara.

Binatang ini memberikan tanda pada wajah manusia, yang menjadi pembeda antara orang beriman dan tidak. Apa binatang ini sebenarnya?

Rasullulah SAW berkali-kali menyebut nama hewan itu dengan sebutan Dabbah.

Bahkan Allah SWT dalam dalilnya juga menjelaskan tentang hewan yang disebut sebagai pertanda datangnya hari akhir ini.

Tertera dalam Quran Surat An-Naml: 82 yang artinya sebagai berikut.

“ Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)

Bagaimana Bentuknya?
Mengenai perihal menyerupai apa bentuk Dabbah, banyak ulama yang memiliki pendapat yang berbeda-beda.

Melansir infoyunik.com, Dabbah secara bahasa memiliki makna hewan yang berjalan di atas bumi. Beberapa ulama mengatakan bahwa Dabbah adalah anak unta yang disapih dari unta Nabi Shalih.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, bahwa Rasulullah saw menyebut tentang dabbah, (lalu beliau menuturkan hadits, di dalamnya ada ungkapan)

“ Mereka tidak menggembalakannya, melainkan ia hanya bersuara di antara rukun dan maqam (rukun Yamani dan Maqam Ibrahim).”

Kedua, dabbah adalah al-Jassasah yang disebutkan dalam hadits Tamim ad-Dari pada kisah Dajjal. Pendapat ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Amru bin ‘Ash. Pendapat ini tidak kuat lantaran sifat-sifat dan apa yang dilakukan oleh si dabbah tidak cocok dengan gambaran al-Jassasah dalam hadits Tamim ad-Dari.

3 Selanjutnya
Ketiga, dabbah adalah ular yang mengawasi dinding Ka’bah, yang disambar oleh elang ketika orang-orang Quraisy hendak membangun Ka’bah. Pendapat ini dinisbatkan oleh al-Qurthubi kepada Ibnu ‘Abbas ra. Hanya, beliau tidak menyebutkan sumbernya.

Keempat, dabbah adalah manusia yang berbicara, mendebat dan membantah orang-orang yang gemar melakukan bid’ah dan kekufuran agar mereka berhenti. Agar jika mereka binasa, mereka binasa dengan keterangan (hujjah) yang nyata.

Kelima, Dabbah adalah bakteri yang berbahaya yang akan membuat manusia menderita. Bakteri tersebut melukai bahkan bisa membunuhnya. Ketika melukai seseorang ia membawa pesan berupa nasihat kepada manusia seandainya mereka memiliki hati yang bisa berpikir, sehingga mereka sadar untuk kembali kepada Allah, kepada agamanya dan menekan mereka untuk menerima hujjah. Ini adalah pendapat yang dipegang oleh Abu ‘Ubayyah dalam komentarnya terhadap kitab an-Nihayah/ al-Fitan wal Malahim, karya Ibnu Katsir.

Bagi kita, cukup saja percaya dengan kabar dari manusia paling dekat dengan Allah, Nabi Muhammad SAW ini. Selebihnya, kita serahkan kepada Allah yang Mahatahu atas segala yang telah dan akan terjadi.



Share:

0 komentar:

Post a Comment



Entri yang Diunggulkan

4 Titik sensitif wanita yang tersembunyi