Showing posts with label virus corona. Show all posts
Showing posts with label virus corona. Show all posts

Anak Tak Mudah Kena Virus Corona Karena Imunnya Kuat Ternyata Takhayul


KartuVIPQQ - Pada saat awal pandemi virus corona atau COVID-19, disebut bahwa anak-anak tidak rentan terkena virus ini. Salah satu alasan terkuatnya adalah karena imunitas anak lebih kuat dibanding dengan orang dewasa. 

Spesialis anak, dr. Meirdhania Andina SpA, MKes, membantah hal tersebut. Menurutnya, anggapan bahwa anak tidak mudah terjangkit virus corona karena memiliki sistem imunitas yang lebih kuat, hanyalah mitos. 
"Karena zaman sekarang, anak justru akhir-akhir ini kejadiannya meningkat. Karena ini kan jenis virus yang baru. Kita belum tahu tentang cara penularan awalnya seperti apa. Jadi dikatakan bahwa anak enggak ada yang terkena infeksi virus corona ini," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne, Selasa 9 Juni 2020.
Namun, berdasarkan data terakhir, ternyata anak yang terkena COVID-19 semakin banyak. Bahkan, kasusnya meningkat belakangan ini. 
"Jadi sebenarnya, risikonya sama. Mungkin yang berbeda adalah reseptornya pada anak memang imunitasnya akan lebih kebal. Tapi, risiko untuk tertular akan tetap sama," lanjut dia.
Meirdhania membenarkan, jika gejala virus corona pada anak lebih ringan dari orang dewasa. Karena respons imun pada anak masih berkembang. Jadi, anak cenderung bisa mengatasi infeksi virus, bakteri, dan lain-lain.
"Pada COVID-19 sendiri biasanya dia memiliki S2, yang letaknya di saluran pernapasan bawah. Sedangkan pada anak itu kurang, lebih banyak pada saluran pernapasan atas. Sehingga gejalanya lebih mirip seperti batuk, pilek dan lebih ringan," kata dia. 
Lebih jauh, Meirdhania menjelaskan, kondisinya berbanding terbalik dengan orang dewasa. 
"Kalau orang dewasa langsung terkena pada saluran pernapasan bawah, dengan gejala sesak, demam tinggi, sampai akhirnya membutuhkan alat bantu napas," tutur dia.
Share:

Hati-Hati, Mobil Terlalu Lama Parkir di Garasi Bisa Diserang Tikus


KartuVIPQQ - Penyebaran virus corona memaksa masyarakat membatasi aktivitasnya, dengan bekerja dari rumah, sekolah dari rumah. Membuat masyarakat saat ini lebih sering berada di rumah, yang artinya mobil yang biasanya dipakai setiap hari, menjadi lebih sering parkir di garasi rumah.

Pemilik mobil tentunya harus peduli untuk memperhatikan kondisi mobilnya. Selain untuk menjaga kondisinya untuk tetap optimal ketika hendak digunaan, juga bisa membantu mencegah risiko menjadi sarang tikus.
Yup, tikus adalah hewan pengerat yang umumnya menyukai tempat yang lembab, gelap, statis dan tidak banyak gangguan manusia. Membuat ruang mesin atau bahkan kabin mobil, yang parkir di dalam garasi merupakan tempat yang nyaman bagi tikus.
Biasanya ketika sudah menemukan tempat yang nyaman, biasanya tikus menyerang komponen mobil dengan mengigit kabel, plastik atau selang. Karena hewan pengerat memiliki pertumbuhan gigi yang cepat dan terus menerus sehingga membutuhkan aktivitas untuk menjaga panjang dan ketajaman gigi selalu pada keadaan yang baik, sehingga perlu diasah terus menerus dengan menggerogoti kabel.
Nah, agar tikus tidak betah diam pada mobil, tentu pemilik mobil harus rajin mencegahnya. Menurut Sugiarto, Technical Trainin & Service Manager DFSK menjelaskan hindari kondisi mobil, yang bisa membuat tikus nyaman.
"Salah satu contohnya, agar tidak lembab dan statis maka usahakan pemilik mobil memanaskan mesin mobil, kemudian agar mobil tidak diam saja. Ada baiknya ketika sedang memanaskan mesin, mobil digerakkan dengan maju atau mundur, jaraknya dekat tidak masalah yang penting mobil bergerak," ungkap Sugiarto ddalam virtual press confrence DFSK, Jumat 15 Mei 2020.
Lebih lanjut Sugiarto menjelaskan, bahwa apabila hendak parkir dalam waktu yang lama, pastikan memilih tempat yang tidak lembab, dekat dengan sampah, got yang menjadi tempat favorit tikus.
Buka aliran udara ke kabin secara teratur apabila terpaksa memarkir disuatu tempat untuk waktu yang lama, taruh wewangian yang menyengat agar tikus tidak suka berada," pungkas Sugiarto.
Share:

Masih Sakit dari Virus Corona COVID-19, Penyerang Juventus Ini Ingin Main Bola


KartuVIPQQ - Striker Juventus, Paulo Dybala mengaku sangat rindu bermain sepak bola. Dybala menjadi salah satu pemain yang terdiagnosa positif virus corona covid-19.

"Sejujurnya, saya tidak pernah berpikir akan sangat merindukan bermain dan berlatih," kata Dybala seperti dilansir Sportskeeda.

"Saya merasa butuh latihan, melihat rekan setim dan kawan, paling tidak menyentuh bola karena berlatih di rumah tidaklah sama," katanya menambahkan.

Dybala dinyatakan positif virus corona covid-19 sejak bulan lalu. Ia pun sudah menjalani beberapa kali tes, namun hasilnya belum berubah.

Pemain asal Argentina itu pun harus menjalani karantina mandiri di rumahnya. "Saya butuh memakai sepatu, berlari dan mencetak gol," ujarnya.

"Seperti yang selalu saya katakan, ketika Anda antusias, Anda membuat segalanya dua kali lebih penting," katanya menambahkan.

Liga Italia saat ini masih berhenti lantaran pandemi virus corona covid-19. Namun sinyal kompetisi akan bergulir lagi sudah terlihat. Pemerintah Italia memutuskan melonggarkan aturan lockdown setelah jumlah kematian akibat virus corona melandai. Untuk atlet dari cabang individu, mereka boleh berlatih di tempat pemusatan latihan sejak 4 Mei kemarin.

Membuat Frustrasi


Dybala mengakui, sebagai pasien positif tugasnya hanya perlu istirahat dan menjaga kondisi tubuh. Namun kondisi itu tetap membuatnya frustrasi.

Pasalnya, pandemi virus corona belum diketahui waktu selesainya. "Pertama sepekan, lalu sepekan lagi, dan kemudian sepekan lagi. Jadi, saya latihan di sini, tetapi rasanya tidak sama," ujarnya.

"Kita tidak tahu kapan akan kembali. Ini bukan liburan yang Anda tahu kapan harus beristirahat," katanya mengakhiri.

Juventus saat ini sedang memimpin klasemen Liga Italia. Klub berjuluk Bianconeri -julukan Juventus- itu mengantongi 63 poin, unggul satu poin dari Lazio.
Share:

Ketahui Sepatu Bisa Menularkan Virus Corona


KartuVIPQQ - Para ahli sudah memastikan bahwa penyebaran utama virus corona baru adalah melalui droplet atau percikan air liur, dan ada peluang yang lebih besar terinfeksi ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkenal percikan itu.

Namun, beberapa waktu lalu ilmuwan mengklaim bahwa seseorang bisa tertular virus corona baru penyebab COVID-19 melalui kentut. Kini, muncul lagi klaim yang mengatakan bahwa sepatu bisa menjadi sumber penularan virus corona. Bagaimana pun, ketika seseorang keluar rumah untuk berbelanja atau berolahraga, sepatu dan alas kaki lainnya mungkin saja mengumpulkan bakteri dari permukaan di luar rumah.
Lalu, jika ada risiko penyebaran virus corona melalui sepatu, perlukah mendisinfeksi sepatu atau alas kaki setelah keluar rumah?
Dilansir dari laman AsiaOne, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan jawabannya. Di dalam studi tersebut, para peneliti di Wuhan, China, menguji beberapa sampel permukaan di dalam unit perawatan intensif (ICU) dan bangsal COVID-19 umum di Rumah Sakit Houshenshan.
Antara tanggal 19 Februari dan 2 Maret, sampel swab dikumpulkan dari permukaan lantai, komputer, tempat sampah, pegangan tempat tidur rumah sakit, dan beberapa benda lainnya yang berpotensi terkontaminasi. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak sampel yang teruji positif virus corona, tapi lantai menjadi hotspot yang umum dan tidak disangka.
Angka positif dari sampel lantai adalah 70 persen, sedangkan bangsal ICU dan umum 15 persen. Menurut studi tersebut, hal itu bisa disebabkan oleh gravitasi dan aliran udara yang menyebabkan droplet virus terbang ke lantai.
Yang lebih mengejutkan adalah 100 persen sampel yang diambil dari lantai farmasi teruji positif virus corona, meskipun tidak ada pasien di sana.
Laporan itu menduga bahwa kontaminasi tersebut bisa disebabkan oleh staf medis yang berjalan di bangsal, yang berpotensi meninggalkan jejak virus corona di lantai. Sebagian sampel dari sol sepatu staf medis di ICU juga teruji positif.
Karena itu, sangat mungkin sepatu dari staf medis menjadi pembawa atau carrier virus corona. Karena itu, para peneliti merekomendasikan staf medis yang kontak dengan pasien untuk mendisinfeksi sol sepatu sebelum meninggalkan bangsal.
Satu hal yang diperlihatkan oleh studi ini adalah betapa mudahnya virus corona menyebar. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa virus corona bisa bertahan di permukaan benda selama sembilan hari pada suhu ruang. Jadi, ada kemungkinan virus bisa hidup di sepatu untuk jangka waktu yang sama.
Meski pakar penyakit infeksi mengatakan bahwa kemungkinan orang membawa virus corona ke dalam rumah dari luar rumah rendah, kita harus selalu mengambil langkah pencegahan.
Menurut para ahli, ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Berhati-hati saat membuka sepatu. Bisa gunakan sarung tangan atau tidak menyentuhnya langsung saat membukanya dan segera cuci tangan setelah itu.
- Bersihkan sepatu secara rutin. Semprotkan bagian atas dan bawah dengan disinfektan dan biarkan selama satu menit. Lap sepatu dan cuci tangan segera. Jika menggunakan mesin cuci, cucilah sepatu secara sering dengan panas tinggi.
- Simpan sepatu dengan benar. Tempatkan sepatu di dekat pintu rumah di dalam keranjang atau bungkus dengan kertas untuk mengisolasinya. Bersihkan lantau di bawah sepatu jika perlu.
- Pilihlah alas sepatu dari plastik ketika keluar karena lebih mudah untuk didisinfeksi.
Share:

Amerika Serikat Telah Mulai Eksperimen Vaksin Corona Buatannya pada Manusia


KartuVIPQQ - Uji coba manusia pertama untuk mengevaluasi kandidat vaksin terhadap Virus Corona COVID-19 telah dimulai di Seattle. Hal ini disampaikan oleh pejabat kesehatan AS pada Senin 16 Maret. Temuan ini kemudian meningkatkan harapan dalam perang global melawan penyakit tersebut.

Tetapi mungkin perlu satu tahun hingga 18 bulan sebelum vaksin Virus Corona COVID-19 dapat tersedia. Uji coba ini telah melewati lebih banyak fase uji coba untuk membuktikannya berhasil dan aman.

Melansir Channel News Asia, Selasa (17/3/2020), vaksin ini disebut mRNA-1273 dan dikembangkan oleh para ilmuwan dan kolaborator National Institutes of Health (NIH) AS di perusahaan bioteknologi Moderna, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts.

"Uji coba label terbuka akan mendaftarkan 45 sukarelawan dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun selama sekitar 6 minggu," kata NIH. "Peserta pertama menerima vaksin investigasi hari ini."

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau perawatan yang disetujui untuk melawan penyakit Virus Corona COVID-19.

"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Anthony Fauci, kepala penyakit menular di NIH, menggunakan nama teknis untuk virus yang diyakini berasal dari kelelawar

"Studi Fase 1 ini, diluncurkan dalam kecepatan rekor, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan itu."

Percobaan di Seattle ini akan mempelajari dampak dari dosis yang berbeda, yang diberikan oleh injeksi intramuskular di lengan bagian atas. Peserta akan  dimonitor untuk efek samping yang dirasakan seperti nyeri atau demam.

Kompetisi Global


Farmasi dan laboratorium penelitian di seluruh dunia kini sedang berlomba untuk mengembangkan perawatan dan vaksin untuk virus corona baru.

Pengobatan antivirus yang disebut remdesivir, yang dibuat oleh Gilead Sciences yang berbasis di AS, sudah dalam tahap akhir uji klinis di Asia dan dokter di China telah melaporkan bahwa obat itu terbukti efektif dalam memerangi penyakit ini.

Tetapi hanya uji coba secara acak yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengetahui dengan pasti apakah itu benar-benar membantu atau apakah pasien akan pulih tanpa itu.

Satu lagi perusahaan farmasi AS bernama Inovio, yang membuat vaksin berbasis DNA, mengatakan akan memasuki uji klinis bulan depan.

Regeneron sedang mencoba untuk mengisolasi antibodi yang melawan Virus Corona yang dapat diberikan secara intravena untuk memberikan kekebalan sementara, dan berharap untuk memulai uji coba manusia pada musim panas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 80 persen kasus COVID-19 ringan, 14 persen parah dan sekitar lima persen hasilnya kritis, mengakibatkan penyakit pernapasan parah yang menyebabkan paru-paru terisi dengan cairan yang pada gilirannya mencegah oksigen dari mencapai organ.

Pasien dengan kasus ringan sembuh dalam satu atau dua minggu, sementara kasus parah bisa memakan waktu hingga enam minggu atau lebih.

Perkiraan terbaru menunjukkan sekitar satu persen dari semua orang yang terinfeksi meninggal.
Share:

Dokter Sarankan 5 Cara Menambah Imunitas Tubuh agar Kuat Lawan COVID-19


KartuVIPQQ - Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menerapkan etika batuk yang benar jadi upaya terbaik menghindari papaaran Virus Corona jenis baru.

Selain menjaga kebersihan tubuh, imunitas tubuh yang baik juga dapat mengusir virus corona dari tubuh kita. Dr. dr. Sukamto, Sp.PD, K-AI, Direktur Pelayanan Kesehatan Sekunder dan Unggulan, Rumah Sakit Universitas Indonesia pun memberikan 5 cara mudah untuk meningkatkan imunitas tubuh. Apa saja? Mari kita simak.

1. Perbanyak makan sayur dan buah

Bagi yang kurang asupan makanan, disarankan untuk menambahkan konsumsi sayur dan buah. Penelitian orang yang lebih banyak makan buah lebih tidak mudah sakit

2. Cukup istirahat

Kurang tidur dapat menurunkan imunitas tubuh. Orang dewasa membutuhkan tidur 7-8 jam, sedangkan remaja membutuhkan 9-10 jam tidur dalam sehari.

Hindari Stres

3. Hindari stres dan kelola stres

Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan produksi hormon kortisol. Dalam jangka panjang, peningkatan hormon kortisol dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh.

4. Rutin olahraga

Disarankan untuk rutin olahraga selama 30 menit setiap hari, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.

5. Hindari rokok dan alkohol

Paparan asap rokok dan alkohol dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi paru, seperti bronkhitis dan pneumonia.
Share:

Ternyata Bukan Pakai Masker, Ini Cara Hindari Virus Corona Saat dalam Penerbangan


KartuVIPQQ - Seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap wabah Virus Corona, maskapai United Airlines Holdings Inc hingga Cathay Pacific Airways Ltd dikabarkan telah membatalkan ribuan penerbangan ke China.

Ada beberapa cara untuk menghindari penularan Virus Corona dalam penerbangan. Bukan dengan masker pelindung wajah, cara terbaik untuk menghindari Virus Corona adalah dengan seringnya mencuci tangan.

Bloomberg telah membahas hal ini dalam sebuah wawancara dengan David Powell, yang merupakan seorang dokter dan penasihat medis untuk International Air Transport Association.
Dalam wawancara ini, David Powell membagikan bagian-bagian mana saja dalam penerbangan yang berisiko dan tidak berisiko bila ingin menghindari Virus Corona saat mengikuti penerbangan, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/2/2020).

Jangkauan Virus di Udara


David Powell mengatakan, bahwa risiko terinfeksi virus serius di pesawat terbang dinilai rendah. Hal itu dikatakan karena masuknya udara ke suatu pesawat modern sangatlah berbeda dari udara yang masuk ke bioskop atau gedung perkantoran.

Udara merupakan kombinasi antara udara segar dan udara resirkulasi, masing-masing setengahnya. Udara resirkulasi tersebut akan melewati filter dari jenis yang sama persis yang kita gunakan di ruang operasi bedah.

Udara yang disediakan juga dapat dijamin 99,97% (atau lebih baik) bebas dari masuknya virus dan partikel lain. Jadi bila penularan terjadi, hal itu dikatakan tidak datang dari udara yang disediakan, melainkan berasal dari orang lain.

Dapatkah Virus Menjangkau Fasilitas Pesawat?


Menurut David Powell, virus tidak dapat bertahan lama di kursi, sandaran tangan, atau benda apapun yang ada di pesawat. Kontak fisik dinilai sebagai faktor yang paling besar bila adanya penularan.

Saat berjabat tangan, contohnya. Dengan menyentuh tangan orang lain, risiko penularan akan lebih besar daripada permukaan kering yang tidak memiliki bahan biologis.

Pentingnya Kebersihan


Kebersihan tangan dinilai sebagai faktor yang cukup besar, karena tangan merupakan sumber dimana virus dapat menyebar secara efisien, menurut David Powell. Daftar teratas dimulai dari rutinnya mencuci tangan, hingga sanitasi tangan, atau keduanya.

Menghindari untuk tidak menyentuh wajah juga dikatakan memiliki pengaruh, terutama untuk menutupi wajah kita dengan tisu atau bahan pembersih wajah lainnya saat kita bersin atau batuk. Memastikan untuk membuang (tisu atau bahan pembersih wajah) setelah penggunaan juga sangatlah penting.

Tingkat Keefektifan Masker Pelindung Wajah


Masker bermanfaat untuk mereka yang sedang kurang sehat untuk melindungi orang lain dari penyakit yang kita bawa. Namun, David Powell menambahkan bahwa penggunaan masker pelindung wajah yang dipakai sepanjang waktu tidaklah efektif.

Penggunaan yang terlalu lama dikatakan akan membuat virus berdatangan, karena dengan lembabnya kulit karena pemakaian yang terlalu lama akan mendorong pertumbuhan virus dan bakteri.

Sarung tangan juga dinilai akan memberikan efek yang lebih buruk. Karena saat kita menggunakan sarung tangan, tangan kita akan mengeluarkan panas dan keringat, yang merupakan lingkungan yang sangat baik bagi mikroba untuk tumbuh.
Share:


Entri yang Diunggulkan

4 Titik sensitif wanita yang tersembunyi